Politik, dailyindonesia.co – Masyarakat di sekitar Malioboro, Jogjakarta, memberikan pandangannya mengenai capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Mayoritas dari mereka menilai bahwa Prabowo kurang diminati, dengan beberapa stigma yang melekat seperti temperamental dan terkesan kekanak-kanakan. Stigma ini sulit untuk dibantah dan masyarakat Jogja berhati-hati dalam menentukan pilihan calon presiden.
<span;>Agus Suparjo, tukang ojeg online, mengungkapkan bahwa sosok Prabowo tidak sejalan dengan nilai-nilai sopan santun dan tata krama tinggi yang dikedepankan oleh masyarakat Jogja. Hal serupa diungkapkan oleh Basirun, tukang parkir, yang menyatakan bahwa Prabowo tidak populer di Jogjakarta dan perbincangan masyarakat lebih banyak terfokus pada Anies – Muhaimin.
<span;>Siti Marhamah, pedagang buah di pasar Bringharjo, mengkritik keputusan Prabowo untuk mencalonkan diri hingga empat kali, menilainya sebagai sikap yang ngotot. Titiek Prabowo yang nyaleg di Jogja dianggap tidak berpengaruh pada pandangan terhadap Prabowo.
Koordinator Kajian Merah Putih, Profesor Sutoyo Abadi, menyampaikan penilaian lugasnya terhadap Prabowo. Ia bersyukur bahwa Prabowo tidak menjadi presiden pada Pilpres 2019 dan menyoroti perubahan sikap Prabowo setelah menerima jabatan menteri. Sutoyo menilai Prabowo tidak layak menjadi presiden di negeri demokrasi dan mengapresiasi masyarakat Jogjakarta yang menunjukkan ketidakminatannya pada sosok tersebut.