Trenggalek, dailyindonesia.co – Stadion Menak Sopal Trenggalek menjadi saksi bisu ketika tim kebanggaan masyarakat, Persiga, harus puas bermain imbang 0-0 melawan Perseta 1970 Tulungagung dalam lanjutan Liga 3 Jatim pada Minggu sore yang diguyur hujan lebat.
Pertandingan berlangsung di tengah guyuran deras hujan, menciptakan tantangan serius bagi kedua tim. Lapangan tergenang air membuat kedua tim kesulitan mengembangkan permainan, memaksa mereka untuk bermain dengan gaya sapu bersih.
Babak pertama menjadi tontonan minim peluang, dengan sebagian besar bola berkutat di lapangan tengah. Upaya beberapa aliran bola ke depan gagal dimanfaatkan oleh pemain, seringkali terhenti di genangan air. Tidak ada kejadian berarti selama 45 menit pertama.
Babak kedua tetap sulit, bahkan semakin sulit dengan hujan yang tak kunjung berhenti. Pemain dari kedua kubu kesulitan mengalirkan bola dari kaki ke kaki. Kondisi lapangan yang semakin tergenang air memunculkan risiko cedera bagi pemain.
Juru taktik Persiga, Mursyid Effendi, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan melanjutkan pertandingan di kondisi lapangan yang tidak memungkinkan.
“Seharusnya pertandingan dihentikan atau ditunda sejak awal babak kedua, mengingat risiko cedera dan keselamatan pemain,” kata Mursyid. Minggu (07/01/2024)
Ia menyebut bahwa timnya merasa dirugikan oleh keputusan tersebut, yakin bahwa hasilnya akan berbeda jika pertandingan ditunda. Kapten Persiga, Ali Mustofa, juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap kondisi lapangan yang membuat pemain rawan cedera.
Sementara itu, pertandingan antara Persekam Metro Kabupaten Malang dan Persemag Magetan yang seharusnya digelar pada laga pertama pukul 13.00, diundur karena lapangan tergenang air. Pihak penyelenggara berharap kondisi cuaca memungkinkan pertandingan berlangsung besok siang.
Kondisi lapangan yang sulit menjadi ujian bagi semangat para pemain, sementara para penggemar setia Persiga berharap agar kondisi cuaca membaik agar mereka dapat menyaksikan pertandingan yang lebih seru di masa mendatang.
