Trenggalek, Pamengku Adat Trenggalek resmi mengukuhkan Sunari sebagai Ketua Umum untuk masa bhakti 2025–2030. Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Sabtu (18/10/2025), dihadiri jajaran pemerintah daerah, tokoh masyarakat, serta para pelaku seni dan budaya.
Momentum tersebut menandai babak baru dalam upaya pelestarian nilai-nilai adat dan budaya lokal Trenggalek. Kehadiran Pamengku Adat diharapkan mampu menjadi pilar kebudayaan yang menjembatani warisan leluhur dengan tantangan zaman modern.
Dalam sambutannya, Ketua Umum terpilih Sunari menegaskan bahwa terbentuknya lembaga ini berangkat dari tekad untuk menjaga identitas budaya daerah dan memperkuat kearifan lokal sebagai roh kehidupan sosial masyarakat Trenggalek.
“Pamengku Adat bukan sekadar wadah seremonial, tetapi sebuah gerakan moral dan budaya untuk meneguhkan jati diri Trenggalek. Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai luhur peninggalan leluhur tidak terkikis oleh arus perubahan,” ujar Sunari dengan penuh keyakinan.
Ia menambahkan, salah satu langkah konkret yang akan ditempuh Pamengku Adat adalah mengangkat kembali situs-situs bersejarah, seperti Sendang Ngudalan di Kampak, yang diyakini memiliki kaitan erat dengan masa Mpu Sindok. Upaya ini menjadi bentuk penghormatan terhadap sejarah dan kebesaran masa lalu Trenggalek.
“Sendang Ngudalan adalah saksi bisu perjalanan sejarah yang membentuk identitas daerah ini. Dari sana kita belajar bahwa budaya bukan sekadar peninggalan, melainkan napas kehidupan yang harus terus dijaga,” imbuhnya.
Dengan kepemimpinan baru ini, Pamengku Adat Trenggalek diharapkan dapat berperan aktif sebagai penjaga harmoni antara tradisi dan kemajuan, sekaligus menjadi ruang dialog antara masa lalu, masa kini, dan masa depan Trenggalek.
